Pilih Scrum atau Waterfall ?

Metode untuk menetukan dalam pengembangan aplikasi

1/10/20251 min read

Scrum dan Waterfall adalah dua pendekatan yang berbeda dalam pengelolaan proyek, khususnya proyek pengembangan perangkat lunak. Berikut adalah penjelasan masing-masing:

1. Scrum (Metode Agile)

Scrum adalah kerangka kerja pengelolaan proyek yang bersifat iteratif dan inkremental. Scrum memungkinkan tim untuk bekerja dalam siklus pendek (disebut sprints) untuk mengembangkan, menguji, dan memberikan bagian dari proyek secara terus-menerus.

Karakteristik Scrum:

  • Iteratif dan Inkremental: Proyek dibagi menjadi sprint pendek, biasanya 2-4 minggu, dengan tujuan menyelesaikan bagian kecil dari proyek.

  • Tim lintas fungsi: Melibatkan tim pengembang, desainer, dan pemangku kepentingan bekerja sama.

  • Fokus pada fleksibilitas: Dapat menyesuaikan prioritas berdasarkan kebutuhan atau umpan balik terbaru.

  • Artefak utama:

    • Product backlog: Daftar semua fitur atau kebutuhan proyek.

    • Sprint backlog: Kebutuhan spesifik yang dikerjakan selama sprint.

    • Increment: Produk jadi atau bagian yang sudah selesai dari proyek.

  • Ritual Scrum:

    • Daily Standup: Pertemuan singkat harian untuk membahas progres, hambatan, dan rencana hari ini.

    • Sprint Planning: Rencana apa yang akan dilakukan dalam sprint.

    • Sprint Review dan Retrospective: Evaluasi hasil sprint dan prosesnya untuk perbaikan berikutnya.

Kapan Menggunakan Scrum?

  • Proyek yang kompleks dan berubah-ubah.

  • Kebutuhan sering berubah berdasarkan umpan balik pengguna atau bisnis.

  • Tim yang memerlukan fleksibilitas dan kolaborasi tinggi.

2. Waterfall (Model Tradisional)

Waterfall adalah pendekatan linier dan berurutan dalam pengembangan perangkat lunak. Setiap tahap proyek selesai sepenuhnya sebelum melanjutkan ke tahap berikutnya.

Karakteristik Waterfall:

  • Linier dan Berurutan: Proyek berjalan dari tahap satu ke tahap berikutnya secara bertahap.

  • Tahapan Utama:

    1. Requirement Analysis: Mengumpulkan dan menganalisis semua kebutuhan proyek.

    2. Design: Membuat desain sistem dan arsitektur.

    3. Implementation: Mengembangkan perangkat lunak berdasarkan desain.

    4. Testing: Menguji sistem untuk menemukan dan memperbaiki bug.

    5. Deployment: Menerapkan produk jadi ke lingkungan produksi.

    6. Maintenance: Memperbaiki atau memperbarui perangkat lunak pasca rilis.

  • Dokumentasi yang Mendetail: Dokumentasi penting dalam setiap tahap proyek.

  • Tidak Fleksibel: Jika terjadi perubahan, sulit untuk kembali ke tahap sebelumnya.

Kapan Menggunakan Waterfall?

  • Proyek dengan persyaratan yang jelas dan tetap.

  • Lingkungan di mana perubahan minimal diharapkan selama siklus proyek.

  • Tim dengan pengalaman yang terbatas dalam pendekatan Agile atau proyek sederhana.

Kesimpulan:

  • Gunakan Scrum jika proyek Anda dinamis dan membutuhkan kolaborasi serta iterasi cepat.

  • Gunakan Waterfall jika proyek Anda memiliki kebutuhan yang stabil, jelas, dan tidak berubah-ubah.

Mana yang lebih relevan dengan kebutuhan Anda? 😊